01 July 2022
Raup Laba Rp 372 Miliar, Metland Bagi Dividen 17,5 Persen
JAKARTA, KOMPAS.com - Kendati pandemi Covid-19 membawa dampak dan tantangan berat bagi sektor properti, namun PT Metropolitan Land Tbk atau Metland mampu mencatat kinerja positif sepanjang tahun 2021. Untuk tahun buku 2021, Perseroan berhasil mencetak laba Rp 372 miliar. Angka ini melonjak 36,62 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 272 miliar. Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Metland Olivia Surodjo menuturkan, capaian tahun 2021 lebih baik dibandingkan 2020. "Perseroan mampu membukukan peningkatan laba walaupun pandemi masih merupakan salah satu tantangan yang harus dilalui," ujar Olivia saat konferensi pers usai RUPST di Bekasi, Jumat (1/7/2022).
Dari total perolehan laba bersih tersebut, 17,5 persen atau Rp 65,07 miliar dibagikan kepada pemegang saham. Perseroan juga memutuskan, laba yang akan dialokasikan sebagai cadangan sebesar Rp 2 miliar. Sedangkan sisanya dibukukan sebagai laba ditahan untuk menambah modal kerja.
Selain membukukan laba, Perseroan juga berhasil mencatat pertumbuhan aset sebesar 8,04 persen menjadi Rp 6,4 triliun dan peningkatan ekuitas 8,08 persen menjadi Rp 4,4 triliun. Total nilai pendapatan Perseroan juga tumbuh positif yaitu sebesar Rp 1,19 triliun, meningkat 7,99 persen dari tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Peningkatan tersebut disumbang oleh penjualan tanah dan bangunan kepada konsumen, dengan porsi terbesar dari Metland Menteng dan Wisteria, Metland Cyber City, dan Metland Cibitung. Semua proyek memberikan kontribusi dengan komposisi 73 persen dari penjualan residensial dan properti strata title, 18 persen dari pendapatan sewa pusat perbelanjaan, 6 persen dari pengoperasian hotel, dan 3 persen dari pengoperasian pusat rekreasi, perkantoran, dan lain-lain.
Empat Strategi
Menghadapi konstelasi sektor properti 2022 yang diyakini masih akan sangat menantang, Perseroan akan menerapkan empat strategi untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate, dan lonjakan material konstruksi. Sebagaimana diketahui, meski suku bunga acuan masih bertahan pada angka 3,5 persen, namun sejumlah ekonom memperkirakan BI akan melakukan perubahan pada saatnya nanti. Sementara kenaikan harga material konstruksi paling signifikan dalam kurun Januari-Juni, berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, terjadi pada besi beton dan semen. Presiden Direktur Metland Anhar Sudradjat menjelaskan, empat strategi dimaksud adalah reviw atas produk, harga, kemudahan cara bayar untuk konsumen, dan cara penjualan inovatif. Review atas produk dimaksud adalah merancang hunian dengan konsep rumah tumbuh, yang memberikan kesempatan pada konsumen/penghuni untuk melakukan penambahan ruang sesuai kebutuhan. "Ukuran luas bangunan lebih kecil, namun memungkinkan penghuni untuk menambah ruang ke atas (dua lantai), dengan harga lebih terjangkau (affordable)," ujar Anhar menjawab Kompas.com, usai RUPST di Bekasi, Jumat (1/7/2022). Keterjangkauan harga ini adalah review yang kedua, di mana Metland akan bermain di kisaran angka Rp 600 jutaan hingga maksimal Rp 2 miliar. Seperti yang ditawarkan Klaster Samara di Metland Transyogie dengan harga perdana Rp 800 jutaan, dan Klaster Emerald di Metland Tambun seharga Rp 700 jutaan. Selain kedua klaster ini, Perseroan juga melanjutkan pemasaran produk yang telah diluncurkan sebelumnya yakni Klaster Oxalis Tahap II di Metland Puri dengan harga mulai dari Rp 1,5 miliar, Jura Tipe B Lite Fase II di Metland Menteng dengan harga perdana mulai Rp 1,6 miliar. Sementara review ketiga adalah kemudahan cara bayar melalui skema cicilan bebas bunga 48 bulan atau dua tahun, subsidi uang muka atau down payment (DP), hingga promo bebas BPHTB, AJB, dan provisi KPR. "Program ini dijalankan untuk mengantisipasi penurunan penjualan akibat rencana kenaikan suku bunga bank," Direktur Metland Wahyu Sulistio menambahkan. Sedangkan review keempat adalah cara penjualan inovatif. Wahyu menjelaskan, Perseroan senantiasa melakukan inovasi serta promosi iklan dan strategi pemasaran digital untuk memberikan stimulus tambahan agar dapat menumbuhkan kembali daya beli masyarakat.
Hingga Mei 2022, Metland mampu mencatat perolehan pra-penjualan senilai Rp 607 miliar yang mayoritas dikontribusi oleh penjualan rumah tapak, dan sisanya 10 persen dari aset recurring.
Sumber
Metland Tags :